Dakwah · Do'a

Doa Ketika Melihat Mendung, Hujan, dan Angin Kencang

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa khawatir ketika mendung tiba, karena dikhawatirkan adzab akan turun sebagaimana yang terjadi kepada kaum sebelum mereka.

‘Aisyah berkata, “Ketika langit terlihat mendung, maka raut wajah Nabi berubah (memperlihatkan rasa khawatir). Beliau keluar masuk, mondar-mandir (tidak tenang). Namun ketika hujan turun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat bergembira.” ‘Aisyah yang melihat perubahan raut wajah beliau penasaran dan bertanya kepada beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

“Siapa tahu, wahai ‘Aisyah, (awan) itu seperti yang dikatakan oleh kaum ‘Ad tatkala mereka melihat adzab berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka. Mereka berkata: ‘Inilah awan yang akan menurunkah hujan kepada kita.'” (Muslim (II/616). [Muslim (no. 899)])

Dan hal ini mengingatkan diri kita mengenai firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an:

“Dan ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): “Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar”. Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. Ia berkata: “Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah dan aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh”. Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS. Al-Ahqaf [46]: 21-25)

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa khawatir ketika mendung tiba dan merasa gembira kembali setelah mengetahui hujan yang turun dan bukan adzab yang diturunkan, sebagaimana Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak sehingga terlihat anak tekaknya, namun beliau hanya tersenyum saja (jika ada hal yang menggembirakan).” Selanjutnya ‘Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika melihat awan atau angin (keras), raut wajah beliau terlihat beda.” ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang ketika melihat mendung merasa bahagia sebagai harapan akan turunnya hujan, tapi aku lihat ketika engkau memandangnya, aku bisa melihat ketidaksukaan dalam wajah engkau.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

“Wahai ‘Aisyah, tidak memberikan jaminan kepadaku, jika ia membawa adzab. Sebuah kaum telah diadzab dengan angin. Sebuah kaum melihat adzab itu tapi mereka malah mengatakan, ‘Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami’ (karena mereka tidak tahu kalau padanya terdapat adzab).” (Fat-hul Baari (VIII/441), Muslim (II/616). [Al-Bukhari (no. 4282 dan 4829) dan Muslim (no. 899)])

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat mendung yang datang dari atas langit, beliau meninggalkan pekerjaannya, sekalipun beliau sedang shalat, kemudian beliau berdo’a,

ِاَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْه

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang ada padanya.”

Ketika Allah telah menghalau mendung itu, beliau memuji Allah ‘Azza wa Jalla, dan ketika turun hujan beliau berdo’a:

اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً

Allahumma shoyyiban naafi’aa [Ya Allah! Jadikanlah hujan yang bermanfaat].” (Ahmad (VI/190). [Diriwayatkan juga oleh Abu Dawud (no. 5099), Ibnu Majah (no. 3889). Dishahihkan oleh Syaikh al-Arna-uth (no. 25570, XLII/368)])

Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya telah meriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata, “Ketika ada angin (kencang) berhembus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ

Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu akan kebaikan yang terdapat padanya (angin), dan kebaikan yang Kau kirimkan dengannya (angin), dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang terdapat padanya.” (HR. Bukhari, 4:76; Muslim, 2:616)

Allahu A’lam.

Tinggalkan komentar